He’s ShoOTing Me
D
|
Itembak!! Itu mungkin arti yang ada dibenak kita
pertama kali sebagai seseorang yang terkena peluru oleh benda yang disebut
dengan senjata.Tetapi pengertian ditembak diceritaku ini berbeda dan itu
mungkin identik tentang percintaan, yang sebagaian besar dipahami oleh remaja
kini sebagai seseorang yang menyatakan cinta kepada kita.Dan salah satunya
diriku yang pernah mengalami hal yang memalukan dan norak banget, hanya
gara-gara ditembak oleh seorang cowok dan dia adalah teman sekelasku.
Kisah ini dimulai pada saat duduk di sekolah dasar
yang bernama SD 4 Sading, tepatnya di kelas 5.Dimana peristiwa tersebut bermula
di pertengahan tahun pelajaran 2006.Pada saat itu sekolahku baru pertama kali
mengadakan mata pelajaran tambahan yang biasa disebut dengan les untuk semua kelas.Pada
pembagian jadwal, kelasku mendapat hari selasa dan kamis bersama kelas 4 dan 6.
Nah!! Peristiwa itu ku ingat tepat di hari selasa, dimana saat itu aku dapat
pembagian tugas piket, lalu membawa 6 tangkai bunga mawar dan vas untuk
dipajang dimeja guru. Alasanku membawa bunga mawar, karena hari itu ada salah
satu guruku yang akan mengajar mata pelajaran Bhs.Inggris yang sangat menyukai
bunga mawar, maka dari itu aku membawanya, agar Bu Ayu menyukai barang
kesukaannya. Dan akupun berangkat ke sekolah.
Tetapi
masalahnya bukan dibagian itu, melainkan setelahnya, saat aku baru sampai ke
sekolah dan memarkir sepedaku, Nanda pun datang. Dia adalah teman sekelasku,
tapi jangan mengira dirinya seorang perempuan, melainkan Nanda itu seorang
laki-laki, yahh! bisa dibilang sikap dan sifatnya itu agak feminim. Dan dia pun
memarkirkan sepeda gunungnya yang berwarna biru bergaris putih itu tepat disampingku
dan menolehkan wajahnya dengan senyum yang lebar dan berkata” Selamat siang
gung!” aku pun membalas perkataannya dengan wajah tersenyum bermandikan keringat
akibat udara panas yang ku tempuh dalam perjalanan ke sekolah.
”Siang juga Nanda!”
”Aku duluan masuk ke kelas ya gung!”, aku pun hanya mengangguk-anggukan kepala serta tak menjawab sapaannya tersebut, lalu mendongkrakkan sepedaku di samping sepedanya.Saat berpapasan, bau parfum yang menyengat dari tubuhnya menusuk hidung dan sontak aku pun terbatuk. Sempat terlintas dari pikiranku waktu itu, mengapa dia begitu sopan, ramah kepadaku dan berbeda dari teman lelaki yang lain yang hanya bisa meledek dan suka menjahiliku saja.”Haah..apa sih yang ku pikirin, enggak penting!” kataku yang tidak tahu apa arti perhatian kepada lawan jenis itu. Lalu berjalan menuju kelas dan menggendong tas serta bunga mawar berwarna merah darah yang ku bawa.
”Siang juga Nanda!”
”Aku duluan masuk ke kelas ya gung!”, aku pun hanya mengangguk-anggukan kepala serta tak menjawab sapaannya tersebut, lalu mendongkrakkan sepedaku di samping sepedanya.Saat berpapasan, bau parfum yang menyengat dari tubuhnya menusuk hidung dan sontak aku pun terbatuk. Sempat terlintas dari pikiranku waktu itu, mengapa dia begitu sopan, ramah kepadaku dan berbeda dari teman lelaki yang lain yang hanya bisa meledek dan suka menjahiliku saja.”Haah..apa sih yang ku pikirin, enggak penting!” kataku yang tidak tahu apa arti perhatian kepada lawan jenis itu. Lalu berjalan menuju kelas dan menggendong tas serta bunga mawar berwarna merah darah yang ku bawa.
Ketika
sampai kekelas “Ohh my God!!”Mataku melotot dan kaget bukan kepalang,
suasananya seperti kapal pecah, banyak sobekan kertas dilantai dan potongan
kapur tulis yang berserakan dimana-mana, semua teman-temanku bercanda saling
mengejar dan dikejar yang menyebabkan kelas menjadi berantakan, akupun heran
kemana ketua kelas yang selalu tidak bisa mengontrol semua teman-temanku ini.
Dan terlihat 2 orang kawanku yaitu, Gung Ratih dan Astri yang sedang menyapu
dikelas dari belakang bangku sampai ke depan dan seterusnya , lalu bergegaslah
diriku untuk menyusul mereka membersihkan bangku yang sebagian belum
dibersihkan.”Gung bersihin bangku yang paling utara itu ya!” perintah Astri,
aku pun berjalan dan menyapunya. Saat menyapu pada bangku nomor 4 dari depan,
si Alfi pun datang, ketua kelas yang paling menjengkelkan ini langsung duduk
tanpa memperdulikanku yang sedang menyelesaikan tugas piket itu. Lantas akupun
mengkerutkan dahi dan berkata” Fi minggir dong, aku mau nyapu nie”,
Alfi pun menjawab”Adduhh…ya sapu-sapu aja dah males aku pindah lagi!”. Dengan nada marah”Aallffiiii…pindah di bangku sebelah aja kok susah amat sih! Dah bersih juga tu nanti keburu bel masuk tau!”.
“Iya iya deh aku pindah sekarang, kalau cewek ngomong selaluuuuu aja ngomel, nyempreng lagi kayak nenek sihir luu, dasar!” sambil menjulurkan lidahnya ke depan dan berjalan kesal.
Gung Ratih pun menenangkan suasana ” Ya ampun, udah deh bertengkarnya. Alfi suruh semua teman-teman keluar sebentar, kita mau nyapu biar lebih cepet selesainya!”
Alfipun menuruti perkataannya dan berteriak “Wwee..!!! keluar dulu, jangan ada yang bercanda dikelas, temennya yang piket masih nyapu, sampai aja yang masih main-main dikelas, enggak segan-segan aku panggil Bu Kartini biar kalian kapok nanti!”, Bu Kartini merupakan wali kelas yang paling ditakuti di seluruh kelas waktu itu.Semua pun menuruti kehendak ketua kelas tersebut, tetapi ada salah satu temannya yang masih duduk dibangku sambil menundukkan kepala seperti mengheningkan cipta saat upacara.
Alfi pun menjawab”Adduhh…ya sapu-sapu aja dah males aku pindah lagi!”. Dengan nada marah”Aallffiiii…pindah di bangku sebelah aja kok susah amat sih! Dah bersih juga tu nanti keburu bel masuk tau!”.
“Iya iya deh aku pindah sekarang, kalau cewek ngomong selaluuuuu aja ngomel, nyempreng lagi kayak nenek sihir luu, dasar!” sambil menjulurkan lidahnya ke depan dan berjalan kesal.
Gung Ratih pun menenangkan suasana ” Ya ampun, udah deh bertengkarnya. Alfi suruh semua teman-teman keluar sebentar, kita mau nyapu biar lebih cepet selesainya!”
Alfipun menuruti perkataannya dan berteriak “Wwee..!!! keluar dulu, jangan ada yang bercanda dikelas, temennya yang piket masih nyapu, sampai aja yang masih main-main dikelas, enggak segan-segan aku panggil Bu Kartini biar kalian kapok nanti!”, Bu Kartini merupakan wali kelas yang paling ditakuti di seluruh kelas waktu itu.Semua pun menuruti kehendak ketua kelas tersebut, tetapi ada salah satu temannya yang masih duduk dibangku sambil menundukkan kepala seperti mengheningkan cipta saat upacara.
”
Nanda!! Keluar dulusana, emangnya kamu mau aku laporin sama Ibunya, hhaahh!”
sambil berjalan menuju bangku yang diduduki Nanda dengan emosi tingkat tinggi.
“Sabar dulu Fi!, aku masil dalam proses berfikir nie, mau merencanakan sesuatu
“ sambil berbisik kepada Alfi,
“Alamak emangnya kamu bisa berfikir, keluar sana aku makin stres tau gara-gara kamu!”,Astri pun melerai dengan nada melengking” Apa sih yang kalian ributin nie, jek kayak anak kecil aja. Udah-udah kalian selesaikan aja diluar, kita yang piket disini ikut meledak, gara-gara cekcokmu tu, Fi!”
Alfi pun membantah dengan suara medok Jawanya” Lho kok aku yang kena juga sih Astri, kan kalian juga yang nyuruh aku tuk kasih tahu teman-teman keluar kelas, gimana sih!!, plinplan!” Nanda pun berkata, “Ya udah kita keluar aja Fi!ngalah aja ama cewek, biar enggak tambah panjang masalahnya”, sambil menggenggam tangan Alfi dan berjalan keluar kelas serta menatapku dengan senyum.
“Alamak emangnya kamu bisa berfikir, keluar sana aku makin stres tau gara-gara kamu!”,Astri pun melerai dengan nada melengking” Apa sih yang kalian ributin nie, jek kayak anak kecil aja. Udah-udah kalian selesaikan aja diluar, kita yang piket disini ikut meledak, gara-gara cekcokmu tu, Fi!”
Alfi pun membantah dengan suara medok Jawanya” Lho kok aku yang kena juga sih Astri, kan kalian juga yang nyuruh aku tuk kasih tahu teman-teman keluar kelas, gimana sih!!, plinplan!” Nanda pun berkata, “Ya udah kita keluar aja Fi!ngalah aja ama cewek, biar enggak tambah panjang masalahnya”, sambil menggenggam tangan Alfi dan berjalan keluar kelas serta menatapku dengan senyum.
Kamipun
bergegas membersihkan kelas dengan cepat, dan tidak lupa juga menata bunga
mawar diatas meja guru agar mempercantik suasana kelas dengan warnanya yang
sangat mempesona.Saat aku akan mengambil tempat sampah disamping pintu kelas,
terlihat Nanda, Alfi dan teman-teman yang lain sedang merencanakan sesuatu,
tetapi aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, kemungkinanmereka bahas
masalah yang serius, karena pada saat itu aku melihat wajah mereka yang tegang.
Waktu itu aku berfikir kalau anak laki-laki pastimembahas tentang game online,
playstation atau semacamnya, jadi itu mungkin tidak terlalu penting untukku
pikirkan saat itu.Selang beberapa menit bel masukpun berbunyi, semua murid
masuk kelasnya masing-masing, tapi saat aku mau masuk kedalam kelas tanpa
sengaja Bayu mendorongku sangat keras sampai-sampai aku hampir terjatuh.Aaadduhhh..syukur
hampir!!. Walaupun aku lega tidak merasakan sakit itu tapi yang membuatku malu
itu Nanda merangkulku.
WHAT!! Aku dirangkul!! Sontak pipiku langsung memerah dan berlari ke dalam kelas, duduk dan menutupi wajahku dengan buku karena malu, apalagi semua teman-teman menertawakanku, itu membuat diriku semakin enggak percaya diri untuk membuka mata.
WHAT!! Aku dirangkul!! Sontak pipiku langsung memerah dan berlari ke dalam kelas, duduk dan menutupi wajahku dengan buku karena malu, apalagi semua teman-teman menertawakanku, itu membuat diriku semakin enggak percaya diri untuk membuka mata.
Tak
lama kemudian Ibu guru pun masuk ke kelas dan memberi salam. Saat duduk, semua
mata memandang kehadapanku, “Uuuhhhhhh!!!kenapa sih dia harus ngelakuin yang
kayak gitu tadi, tu kan aku jadi malu sekarang nie, aaddduhhh Nanda nyebelin,
nyebelin banget” mengeluh dalam hati sambil meremas selembar kertas dengan rasa
kesal bercampur malu. Pada saat mata pelajaran selesai dan bel istirahat
berbunyi, Bu Ayu guru kesayanganku itu meminta 2 tangkai bunga mawar dan
berkata “ Gung, Ibu minta 2 mawarnya ya, terimakasih”
“Iya Bu, sama-sama” dengan senyum yang lebar.
Lalu keluarlah Bu Ayu dari kelas, dan bergegaslahdiriku tuk berbelanja di kantin. Yah!kalian pasti tahu kan kantin SD kalian dulu seperti apa terutama di desa, seperti itulah kantinku dulu, kecil, sumpek, selalu dan pasti berebut makanan, terutama nasi bungkus yang bisa dibilang enak banget kalau sejenis nasi bungkus. Nah! Sewaktu nasi itu tinggal 1 bungkus, wahhh semua badanku rasanya ada energi yang masuk, sehingga aku ingin dan harus mendapatkan nasi tersebut.
“Iya Bu, sama-sama” dengan senyum yang lebar.
Lalu keluarlah Bu Ayu dari kelas, dan bergegaslahdiriku tuk berbelanja di kantin. Yah!kalian pasti tahu kan kantin SD kalian dulu seperti apa terutama di desa, seperti itulah kantinku dulu, kecil, sumpek, selalu dan pasti berebut makanan, terutama nasi bungkus yang bisa dibilang enak banget kalau sejenis nasi bungkus. Nah! Sewaktu nasi itu tinggal 1 bungkus, wahhh semua badanku rasanya ada energi yang masuk, sehingga aku ingin dan harus mendapatkan nasi tersebut.
Mungkin
takdir berkata lain malah Alfi yang duluan mendapatkannya, dan terpaksa aku
hanya membeli roti dan air putih saja. Saat aku akan berjalan menuju halaman
tiba-tiba aku dikejutkan oleh Nanda yang langsung muncul dihadapanku, “Aadduuhhh…
ya ampun Nan!! Hampir jantungku mau copot”
“Hehehe sorry Gung, enggak bermaksud ngagetin kamu, aku cuma mau kasih nasi ini aja, soalnya tadi aku lihat, kamu kayak ngebet banget mau ngambil nasi bungkus itu, mungkin kamu laper ya?” sambil diberikan kepadaku.
Dengan wajah yang malu “Eee..enggak deh Nan!! Aku makan roti ini aja dah cukup tuk ngeganjel perutkok, makasi” menolak pemberiannya.
“Kenapa kamu menolaknya, ini enggak ada pelet kok atau jangan-jangan kamu masih trauma ama kejadian yang tadi ya?”
“Hehehe sorry Gung, enggak bermaksud ngagetin kamu, aku cuma mau kasih nasi ini aja, soalnya tadi aku lihat, kamu kayak ngebet banget mau ngambil nasi bungkus itu, mungkin kamu laper ya?” sambil diberikan kepadaku.
Dengan wajah yang malu “Eee..enggak deh Nan!! Aku makan roti ini aja dah cukup tuk ngeganjel perutkok, makasi” menolak pemberiannya.
“Kenapa kamu menolaknya, ini enggak ada pelet kok atau jangan-jangan kamu masih trauma ama kejadian yang tadi ya?”
“Iya
sih!! Aaa,, agak risih deket ma kamu, ya udah kamu aja yang makan Nan. Aku
kumpul sama temen-temenku dulu” Nanda
pun terdiam dan hanya dapat tersenyum saja, danbergegaslah diriku berlari
menjauhi Nanda, tapi aku tak tega memperlakukan ia seperti itu. Apakah aku
menyakitinya, karena tidak menerima pemberiannya?Ahh masa bodoh.Tetapi tidak
tahu kenapa Nanda begitu baik denganku malah ikhlas memberikan nasi tersebut,
tapi aku menolaknya karena masih malu dan kasihan pula dengan badannya yang
kurus tersebut tanpa ada paksaan apapun memberikannya kepadaku dan tersenyum.Malah
senyumannya itu membuatku risih dan aneh untukku lihat.Lalu aku berjalan menuju
halaman serta berkumpul dengan semua teman perempuanku dan duduk disamping sahabatku,
Gung Ratih.“Wwihh!! Nanda perhatian deh sama kamu, Gung kayaknya dia lope lope tu”
“Lope, lope???Ahh..enggak mau aku!!”
“Lho kenapa enggak mau, dia kan baik sama kamu, ganteng, imut pula, apanya yang kurang?”
“Aahhhh imut dari mananya, aku risih dan aneh aja kalau liat mukanya tau, apalagi dia maksa lagi ngasi nasinya, enggak suka aku!!!” dengan wajah cemberut.
“Ya udah kita istirahat aja dulu santai dong neng, masih muda jangan stres mulu, cepet tua lho!” sambil merayuku.
“Lope, lope???Ahh..enggak mau aku!!”
“Lho kenapa enggak mau, dia kan baik sama kamu, ganteng, imut pula, apanya yang kurang?”
“Aahhhh imut dari mananya, aku risih dan aneh aja kalau liat mukanya tau, apalagi dia maksa lagi ngasi nasinya, enggak suka aku!!!” dengan wajah cemberut.
“Ya udah kita istirahat aja dulu santai dong neng, masih muda jangan stres mulu, cepet tua lho!” sambil merayuku.
Kami
pun beristirahat dibawah awan yang mendung, dan sambil basa-basi membahas
masalah benda-benda kesukaan dan handphone mereka yang terbaru.Tetapi saat aku
asyik mengobrol dengan teman-temanku, Alfi dan Bayu mendadak menghampiriku dan
langsung membawaku ke belakang sekolah.“ Wweee..kalian mau bawa aku kemana,
sakit tau?”Bayu menjawab “Dah diem aja nanti kamu tau sendiri kok”.Pada saat itu
aku khawatir dan cemas, apa yang akan mereka perbuat terhadapku?, apa
jangan-jangan mereka akan melakukan hal yang kotor itu? Hhuuhhh jangan
sampai.Tapi saat sampai dibelakang sekolah aku melihat Nanda berdiri sambil
menyembunyikan sesuatu ditangannya.Alfi dan Bayu pun melepaskan tanganku dari
genggaman mereka. Akupun bertanya “Trus ngapain aku disini ?” semua terdiam. Akupun
membalikkan badan dan berlari menghindar darinya, tetapi mereka malah
menghadang dan tidak mengizinkanku pergi.Sontak akupun berteriak minta tolong
dan hampir menangis saking ketakutan melihat wajah mereka yang sangat
menyeramkan itu.
Semua
teman-temanku malah berkumpul lalu melihatku lewat jendela kelas. Dan pada saat
itu Nanda membalikkan badanku serta memegang bahu, dengan cepat aku segera
melepaskan genggamannya tersebut dan
berkata “ Nanda apa-apain sih kamu, trus ada apa ini, kamu mau ngomong apa?,
cepet donk aku malu tau dilihat banyak orang!!” keluhku
“Mmmm…Gung aaa… aku mau bilang” langsung ia berlutut dihadapanku dengan menyodorkan 4 tangkai bunga mawar yang kubawa ”Yaa ampun enggak bermodal banget nie anak, kukira romantis suasananya, eehhh malah bungaku yang dipakai”berkata dalam hati,
“Kamu mau enggak jadi istriku?” Aahhh… ,mulutku langsung menganga dan kaget bukan kepalang, tadinya aku acuhkan ia mau bertingkah seperti apa. Sontak akupun tak menyangka ia akan berkata seperti itu “ What? istrimu, hey!! pacaran aja aku ogah tau sama kamu Nan, apalagi nikah, hello nyadar mas brow nyadar” aku pun membalikkan badanku dari hadapannya, tanpa ku sadari dia menarik tanganku sangat keras dan tidak bisa dibayangkannya lagi, aku terpeleset, jatuh layaknya gempa bumi dadakan, karena postur tubuhku yang agak subur dan berat tentunya, yahh bisa dibilang ada getaran-getaran, tapi bukan getaran cinta yang kalian pikirkan sebelumnya tapi getaran yang mengguncang sekolah dan daerah sekitarnya, Adzan Magrib kali y, hehehehe.
“Mmmm…Gung aaa… aku mau bilang” langsung ia berlutut dihadapanku dengan menyodorkan 4 tangkai bunga mawar yang kubawa ”Yaa ampun enggak bermodal banget nie anak, kukira romantis suasananya, eehhh malah bungaku yang dipakai”berkata dalam hati,
“Kamu mau enggak jadi istriku?” Aahhh… ,mulutku langsung menganga dan kaget bukan kepalang, tadinya aku acuhkan ia mau bertingkah seperti apa. Sontak akupun tak menyangka ia akan berkata seperti itu “ What? istrimu, hey!! pacaran aja aku ogah tau sama kamu Nan, apalagi nikah, hello nyadar mas brow nyadar” aku pun membalikkan badanku dari hadapannya, tanpa ku sadari dia menarik tanganku sangat keras dan tidak bisa dibayangkannya lagi, aku terpeleset, jatuh layaknya gempa bumi dadakan, karena postur tubuhku yang agak subur dan berat tentunya, yahh bisa dibilang ada getaran-getaran, tapi bukan getaran cinta yang kalian pikirkan sebelumnya tapi getaran yang mengguncang sekolah dan daerah sekitarnya, Adzan Magrib kali y, hehehehe.
Peristiwa
yang mengherankannya lagi semua temanku tertawa terbahak-bahak, itu kesalahan
yang paling bodoh yang pernah ia perbuat terhadapku. Tetapi Nanda malah ngotot
aku harus menerima untuk menjadi
pacarnya, sontak aku pun kesal bercampur malu atas kejadian memalukan itu, dan
akhirnya aku berlari ke dalam kelas dan menangis tersendat-sendat.
Hingga saat ini setiap aku bertemu dengan teman-teman SD ku apalagi saat reunian pasti mereka membahas peristiwa yang paling membuatku malu dan merasa bodoh dihadapan mereka.Parahnya lagi Nanda masih saja bertingkah seperti itu dan aku agak takut untuk menyapanya.Dan kebiasaannya saat bertemu denganku adalah nyengir enggak jelas dihadapanku dan mulai mengejekku dengan sebutan ‘ISTRIKU’. Ohhh no!!.
Hingga saat ini setiap aku bertemu dengan teman-teman SD ku apalagi saat reunian pasti mereka membahas peristiwa yang paling membuatku malu dan merasa bodoh dihadapan mereka.Parahnya lagi Nanda masih saja bertingkah seperti itu dan aku agak takut untuk menyapanya.Dan kebiasaannya saat bertemu denganku adalah nyengir enggak jelas dihadapanku dan mulai mengejekku dengan sebutan ‘ISTRIKU’. Ohhh no!!.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar