Senin, 17 Desember 2012

Cerita Pendek (Cerpen) Percintaan

He’s ShoOTing Me

D

Itembak!! Itu mungkin arti yang ada dibenak kita pertama kali sebagai seseorang yang terkena peluru oleh benda yang disebut dengan senjata.Tetapi pengertian ditembak diceritaku ini berbeda dan itu mungkin identik tentang percintaan, yang sebagaian besar dipahami oleh remaja kini sebagai seseorang yang menyatakan cinta kepada kita.Dan salah satunya diriku yang pernah mengalami hal yang memalukan dan norak banget, hanya gara-gara ditembak oleh seorang cowok dan dia adalah teman sekelasku.
Kisah ini dimulai pada saat duduk di sekolah dasar yang bernama SD 4 Sading, tepatnya di kelas 5.Dimana peristiwa tersebut bermula di pertengahan tahun pelajaran 2006.Pada saat itu sekolahku baru pertama kali mengadakan mata pelajaran tambahan yang biasa disebut dengan les untuk semua kelas.Pada pembagian jadwal, kelasku mendapat hari selasa dan kamis bersama kelas 4 dan 6. Nah!! Peristiwa itu ku ingat tepat di hari selasa, dimana saat itu aku dapat pembagian tugas piket, lalu membawa 6 tangkai bunga mawar dan vas untuk dipajang dimeja guru. Alasanku membawa bunga mawar, karena hari itu ada salah satu guruku yang akan mengajar mata pelajaran Bhs.Inggris yang sangat menyukai bunga mawar, maka dari itu aku membawanya, agar Bu Ayu menyukai barang kesukaannya. Dan akupun berangkat ke sekolah.
Tetapi masalahnya bukan dibagian itu, melainkan setelahnya, saat aku baru sampai ke sekolah dan memarkir sepedaku, Nanda pun datang. Dia adalah teman sekelasku, tapi jangan mengira dirinya seorang perempuan, melainkan Nanda itu seorang laki-laki, yahh! bisa dibilang sikap dan sifatnya itu agak feminim. Dan dia pun memarkirkan sepeda gunungnya yang berwarna biru bergaris putih itu tepat disampingku dan menolehkan wajahnya dengan senyum yang lebar dan berkata” Selamat siang gung!” aku pun membalas perkataannya dengan wajah tersenyum bermandikan keringat akibat udara panas yang ku tempuh dalam perjalanan ke sekolah.
”Siang juga Nanda!”
”Aku duluan masuk ke kelas ya gung!”, aku pun hanya mengangguk-anggukan kepala serta tak menjawab sapaannya tersebut, lalu mendongkrakkan sepedaku di samping sepedanya.Saat berpapasan, bau parfum yang menyengat dari tubuhnya menusuk hidung dan sontak aku pun terbatuk. Sempat terlintas dari pikiranku waktu itu, mengapa dia begitu sopan, ramah kepadaku dan berbeda dari teman lelaki yang lain yang hanya bisa meledek dan suka menjahiliku saja.”Haah..apa sih yang ku pikirin, enggak penting!” kataku yang tidak tahu apa arti perhatian kepada lawan jenis itu. Lalu berjalan menuju kelas dan menggendong tas serta bunga mawar berwarna merah darah yang ku bawa.
Ketika sampai kekelas “Ohh my God!!”Mataku melotot dan kaget bukan kepalang, suasananya seperti kapal pecah, banyak sobekan kertas dilantai dan potongan kapur tulis yang berserakan dimana-mana, semua teman-temanku bercanda saling mengejar dan dikejar yang menyebabkan kelas menjadi berantakan, akupun heran kemana ketua kelas yang selalu tidak bisa mengontrol semua teman-temanku ini. Dan terlihat 2 orang kawanku yaitu, Gung Ratih dan Astri yang sedang menyapu dikelas dari belakang bangku sampai ke depan dan seterusnya , lalu bergegaslah diriku untuk menyusul mereka membersihkan bangku yang sebagian belum dibersihkan.”Gung bersihin bangku yang paling utara itu ya!” perintah Astri, aku pun berjalan dan menyapunya. Saat menyapu pada bangku nomor 4 dari depan, si Alfi pun datang, ketua kelas yang paling menjengkelkan ini langsung duduk tanpa memperdulikanku yang sedang menyelesaikan tugas piket itu. Lantas akupun mengkerutkan dahi dan berkata” Fi minggir dong, aku mau nyapu nie”,
Alfi pun menjawab”Adduhh…ya sapu-sapu aja dah males aku pindah lagi!”. Dengan nada marah”Aallffiiii…pindah di bangku sebelah aja kok susah amat sih! Dah bersih juga tu nanti keburu bel masuk tau!”.
“Iya iya deh aku pindah sekarang, kalau cewek ngomong selaluuuuu aja ngomel, nyempreng lagi kayak nenek sihir luu, dasar!” sambil menjulurkan lidahnya ke depan dan berjalan kesal.
Gung Ratih pun menenangkan suasana ” Ya ampun, udah deh bertengkarnya. Alfi suruh semua teman-teman keluar sebentar, kita mau nyapu biar lebih cepet selesainya!”
Alfipun menuruti perkataannya dan berteriak “Wwee..!!! keluar dulu, jangan ada yang bercanda dikelas, temennya yang piket masih nyapu, sampai aja yang masih main-main dikelas, enggak segan-segan aku panggil Bu Kartini biar kalian kapok nanti!”, Bu Kartini merupakan wali kelas yang paling ditakuti di seluruh kelas waktu itu.Semua pun menuruti kehendak ketua kelas tersebut, tetapi ada salah satu temannya yang masih duduk dibangku sambil menundukkan kepala seperti mengheningkan cipta saat upacara.
” Nanda!! Keluar dulusana, emangnya kamu mau aku laporin sama Ibunya, hhaahh!” sambil berjalan menuju bangku yang diduduki Nanda dengan emosi tingkat tinggi. “Sabar dulu Fi!, aku masil dalam proses berfikir nie, mau merencanakan sesuatu “ sambil berbisik kepada Alfi,
“Alamak emangnya kamu bisa berfikir, keluar sana aku makin stres tau gara-gara kamu!”,Astri pun melerai dengan nada melengking” Apa sih yang kalian ributin nie, jek kayak anak kecil aja. Udah-udah kalian selesaikan aja diluar, kita yang piket disini ikut meledak, gara-gara cekcokmu tu, Fi!”
Alfi pun membantah dengan suara medok Jawanya” Lho kok aku yang kena juga sih Astri, kan kalian juga yang nyuruh aku tuk kasih tahu teman-teman keluar kelas, gimana sih!!, plinplan!” Nanda pun berkata, “Ya udah kita keluar aja Fi!ngalah aja ama cewek, biar enggak tambah panjang masalahnya”, sambil menggenggam tangan Alfi dan berjalan keluar kelas serta menatapku dengan senyum.
Kamipun bergegas membersihkan kelas dengan cepat, dan tidak lupa juga menata bunga mawar diatas meja guru agar mempercantik suasana kelas dengan warnanya yang sangat mempesona.Saat aku akan mengambil tempat sampah disamping pintu kelas, terlihat Nanda, Alfi dan teman-teman yang lain sedang merencanakan sesuatu, tetapi aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, kemungkinanmereka bahas masalah yang serius, karena pada saat itu aku melihat wajah mereka yang tegang. Waktu itu aku berfikir kalau anak laki-laki pastimembahas tentang game online, playstation atau semacamnya, jadi itu mungkin tidak terlalu penting untukku pikirkan saat itu.Selang beberapa menit bel masukpun berbunyi, semua murid masuk kelasnya masing-masing, tapi saat aku mau masuk kedalam kelas tanpa sengaja Bayu mendorongku sangat keras sampai-sampai aku hampir terjatuh.Aaadduhhh..syukur hampir!!. Walaupun aku lega tidak merasakan sakit itu tapi yang membuatku malu itu Nanda merangkulku.
WHAT!! Aku dirangkul!! Sontak pipiku langsung memerah dan berlari ke dalam kelas, duduk dan menutupi wajahku dengan buku karena malu, apalagi semua teman-teman menertawakanku, itu membuat diriku semakin enggak percaya diri untuk membuka mata.
Tak lama kemudian Ibu guru pun masuk ke kelas dan memberi salam. Saat duduk, semua mata memandang kehadapanku, “Uuuhhhhhh!!!kenapa sih dia harus ngelakuin yang kayak gitu tadi, tu kan aku jadi malu sekarang nie, aaddduhhh Nanda nyebelin, nyebelin banget” mengeluh dalam hati sambil meremas selembar kertas dengan rasa kesal bercampur malu. Pada saat mata pelajaran selesai dan bel istirahat berbunyi, Bu Ayu guru kesayanganku itu meminta 2 tangkai bunga mawar dan berkata “ Gung, Ibu minta 2 mawarnya ya, terimakasih”
“Iya Bu, sama-sama” dengan senyum yang lebar.
Lalu keluarlah Bu Ayu dari kelas, dan bergegaslahdiriku tuk berbelanja di kantin. Yah!kalian pasti tahu kan kantin SD kalian dulu seperti apa terutama di desa, seperti itulah kantinku dulu, kecil, sumpek, selalu dan pasti berebut makanan,  terutama nasi bungkus yang bisa dibilang enak banget kalau sejenis nasi bungkus. Nah! Sewaktu nasi itu tinggal 1 bungkus, wahhh semua badanku rasanya ada energi yang masuk, sehingga aku ingin dan harus mendapatkan nasi tersebut.
Mungkin takdir berkata lain malah Alfi yang duluan mendapatkannya, dan terpaksa aku hanya membeli roti dan air putih saja. Saat aku akan berjalan menuju halaman tiba-tiba aku dikejutkan oleh Nanda yang langsung muncul dihadapanku, “Aadduuhhh… ya ampun Nan!! Hampir jantungku mau copot”
“Hehehe sorry Gung, enggak bermaksud ngagetin kamu, aku cuma mau kasih nasi ini aja, soalnya tadi aku lihat, kamu kayak ngebet banget mau ngambil nasi bungkus itu, mungkin kamu laper ya?” sambil diberikan kepadaku.
Dengan wajah yang malu “Eee..enggak deh Nan!! Aku makan roti ini aja dah cukup tuk ngeganjel perutkok, makasi” menolak pemberiannya.
“Kenapa kamu menolaknya, ini enggak ada pelet kok atau jangan-jangan kamu masih trauma ama kejadian yang tadi ya?”
“Iya sih!! Aaa,, agak risih deket ma kamu, ya udah kamu aja yang makan Nan. Aku kumpul sama temen-temenku dulu”  Nanda pun terdiam dan hanya dapat tersenyum saja, danbergegaslah diriku berlari menjauhi Nanda, tapi aku tak tega memperlakukan ia seperti itu. Apakah aku menyakitinya, karena tidak menerima pemberiannya?Ahh masa bodoh.Tetapi tidak tahu kenapa Nanda begitu baik denganku malah ikhlas memberikan nasi tersebut, tapi aku menolaknya karena masih malu dan kasihan pula dengan badannya yang kurus tersebut tanpa ada paksaan apapun memberikannya kepadaku dan tersenyum.Malah senyumannya itu membuatku risih dan aneh untukku lihat.Lalu aku berjalan menuju halaman serta berkumpul dengan semua teman perempuanku dan duduk disamping sahabatku, Gung Ratih.“Wwihh!! Nanda perhatian deh sama kamu, Gung  kayaknya dia lope lope tu”
            “Lope, lope???Ahh..enggak mau aku!!”
            “Lho kenapa enggak mau, dia kan baik sama kamu, ganteng, imut pula, apanya yang kurang?”
fantasyball_004.png            “Aahhhh imut dari mananya, aku risih dan aneh aja kalau liat mukanya tau, apalagi dia maksa lagi ngasi nasinya, enggak suka aku!!!” dengan wajah cemberut.
“Ya udah kita istirahat aja dulu santai dong neng, masih muda jangan stres mulu, cepet tua lho!” sambil merayuku.
Kami pun beristirahat dibawah awan yang mendung, dan sambil basa-basi membahas masalah benda-benda kesukaan dan handphone mereka yang terbaru.Tetapi saat aku asyik mengobrol dengan teman-temanku, Alfi dan Bayu mendadak menghampiriku dan langsung membawaku ke belakang sekolah.“ Wweee..kalian mau bawa aku kemana, sakit tau?”Bayu menjawab “Dah diem aja nanti kamu tau sendiri kok”.Pada saat itu aku khawatir dan cemas, apa yang akan mereka perbuat terhadapku?, apa jangan-jangan mereka akan melakukan hal yang kotor itu? Hhuuhhh jangan sampai.Tapi saat sampai dibelakang sekolah aku melihat Nanda berdiri sambil menyembunyikan sesuatu ditangannya.Alfi dan Bayu pun melepaskan tanganku dari genggaman mereka. Akupun bertanya “Trus ngapain aku disini ?” semua terdiam. Akupun membalikkan badan dan berlari menghindar darinya, tetapi mereka malah menghadang dan tidak mengizinkanku pergi.Sontak akupun berteriak minta tolong dan hampir menangis saking ketakutan melihat wajah mereka yang sangat menyeramkan itu.
Semua teman-temanku malah berkumpul lalu melihatku lewat jendela kelas. Dan pada saat itu Nanda membalikkan badanku serta memegang bahu, dengan cepat aku segera melepaskan genggamannya tersebut  dan berkata “ Nanda apa-apain sih kamu, trus ada apa ini, kamu mau ngomong apa?, cepet donk aku malu tau dilihat banyak orang!!” keluhku
“Mmmm…Gung aaa… aku mau bilang” langsung ia berlutut dihadapanku dengan menyodorkan 4 tangkai bunga mawar yang kubawa ”Yaa ampun enggak bermodal banget nie anak, kukira romantis suasananya, eehhh malah bungaku yang dipakai”berkata dalam hati,
            “Kamu mau enggak jadi istriku?” Aahhh… ,mulutku langsung menganga dan kaget bukan kepalang, tadinya aku acuhkan ia mau bertingkah seperti apa. Sontak akupun tak menyangka ia akan berkata seperti itu  “ What? istrimu, hey!! pacaran aja aku ogah tau sama kamu Nan, apalagi nikah, hello nyadar mas brow nyadar” aku pun membalikkan badanku dari hadapannya, tanpa ku sadari dia menarik tanganku sangat keras dan tidak bisa dibayangkannya lagi, aku terpeleset, jatuh layaknya gempa bumi dadakan, karena postur tubuhku yang agak subur dan berat tentunya, yahh bisa dibilang ada getaran-getaran, tapi bukan getaran cinta yang kalian pikirkan sebelumnya tapi getaran yang mengguncang sekolah dan daerah sekitarnya, Adzan Magrib kali y, hehehehe.
Peristiwa yang mengherankannya lagi semua temanku tertawa terbahak-bahak, itu kesalahan yang paling bodoh yang pernah ia perbuat terhadapku. Tetapi Nanda malah ngotot aku harus menerima untuk  menjadi pacarnya, sontak aku pun kesal bercampur malu atas kejadian memalukan itu, dan akhirnya aku berlari ke dalam kelas dan menangis tersendat-sendat.
Hingga saat ini setiap aku bertemu dengan teman-teman SD ku apalagi saat reunian pasti mereka membahas peristiwa yang paling membuatku malu dan merasa bodoh dihadapan mereka.Parahnya lagi Nanda masih saja bertingkah seperti itu dan aku agak takut untuk menyapanya.Dan kebiasaannya saat bertemu denganku adalah nyengir enggak jelas dihadapanku dan mulai mengejekku dengan sebutan ‘ISTRIKU’. Ohhh no!!.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar